Pagelaran dan Gamelan
Silviaa
Desember 14, 2020
0 Comments
Gamelan adalah suatu cara individu berhubungan di dalam kelompok sosial. Secara kebiasaan, gamelan hanya dimainkan pada kesempatan tertentu seperti upacara agama upacara, perayaan masyarakat khusus, pertunjukan wayang, dan untuk keluarga yang raja. Gamelan juga digunakan untuk menemani tarian di halaman, kuil, dan upacara agama desa/kampung. Di samping menyediakan musik untuk upacara fungsional sosial, gamelan juga menyediakan suatu mata pencarian untuk banyak musisi profesional, dan untuk pengrajin khusus yang membuat gamelan.
Walaupun gamelan masih digunakan untuk upacara agama upacara dan keluarga raja, gamelan juga dipentaskan pada konser musik. Gamelan juga digunakan untuk menemani banyak macam tarian baik modern maupun tradisional, drama, mengenai teater dan pedalangan. Di jaman modern, gamelan biasa disimpan pada tempatnya seperti halaman, kuil, musium, sekolah, atau bahkan rumah pribadi.
Berkaitan dengan perkembangan jaman, perkembangan fungsi kesenian, selera jaman, berikut ini adalah beberapa nama perangkat gamelan yang pernah ada dan sampai sekarang masih ditabuh dan berfungsi :
1. Gamelan Kodhok Ngorek, berfungsi sebagai pengiring acara hajatan atau peristiwa pernikahan. Karena gamelan Kodhok Ngorek berlaras slendro maka wajar, enak, dan tidak ada kejanggalan sama sekali bila pada perangkat gamelan tersebut melibatkan gender dan gambang gangsa slendro. Alasan lain yang digunakan untuk menguatkan pendapatnya, Pak Martapangrawit menyebutkan bahwa kehadiran slenthem pada perangkat gamelan ageng bermain dengan menggunakan nada 4 (pelog) dan 3 (dhadha), jarak tersebut pada dasarnya adalah sama dengan interval slendro, seperti layaknya interval nada lima ke dhadha slendro.
2. Gamelan Cara Balen, berfungsi untuk menghormati kedatangan tamu, baik dalam upacara keluarga, kerajaan, ataupun kemasyarakatan. Misalnya, pasar malam sekatenan, mantenan, khitanan, syukuran, dan sebagainya.
3. Gamelan Monggang, fungsi dan kegunaannya untuk kelengkapan berbagai acara dan upacara dilingkungan keraton/kadipaten dan kabupaten pada masa itu, seperti memberi tengara pada upacara penobatan dan jumenengan raja, mengiringi latihan perang prajurit bertombak atau acara sodoran, serta sebagai pengiring kelahiran bayi laki-laki dari keluarga raja, dan sebagainya.
4. Gamelan Sekaten, dibunyikan setiap setahun sekali selama seminggu, dari tanggal 5 s/d 12 setiap bulan Mulud (menurut kalender Jawa), pada setiap bulan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.
5. Gamelan Ageng, berfungsi hampir setiap hari untuk keperluan kemasyarakatan seperti, hiburan seni, campur sari, pagelaran wayang kulit, dan sebagainya.